Adhya Tirta Batam Official Website
 
Sat, 20 Apr 2024
Selamat Datang di Website PT. Adhya Tirta Batam (ATB)
SPARTA Smart Solution ATB, solusi pengelolaan air profesional

Info Grafis

Teliti Sebelum Membeli, Waspada Sebelum Bencana

Dipublikasikan Pada : 09-DEC-2019 23:11:06,   Dibaca : 1872 kali

Oleh: Ir. Benny Andrianto, M.M. (Presiden Direktur ATB)

"Tindakan yang dapat dipercaya adalah yang didasarkan pada keaslian dan penelitian. Saya selalu menghabiskan waktu untuk meneliti sebelum memulai pekerjaan saya," Shidney Sheldon

Bahan kimia merupakan bahan yang sangat sensitif bagi manusia. Di satu sisi bisa mendapatkan manfaat yang luar biasa, namun di sisi lain sekaligus memberikan mudarat bahkan bencana bagi manusia.

Anda pasti belum lupa dengan kasus Kopi Sianida yang sempat menyita perhatian publik. Sampai-sampai sidang perkara ini disiarkan live di stasiun TV besar di Indonesia.

Kasus ini membuktikan betapa berbahayanya penggunaan bahan kimia yang tidak pada tempatnya. Sang korban meninggal seketika saat sedang menikmati kopi Vietnam. Menurut hasil otopsi kepolisian, ditemukan pendarahan pada lambung korban karena adanya zat yang bersifat korosif.

Selidik punya selidik, zat korosif tersebut berasal dari asam sianida yang ditemukan di sampel kopi yang diminum oleh korban. Bahaya sekali kan?

Namun di sisi lain, bahan kimia sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anda tentu tidak asing dengan Aspirin. Senyawa kimia yang dipatenkan oleh Bayer. Senyawa kimia ini telah memberikan nilai manfaat bagi umat manusia selama ratusan tahun.

Senyawa kimia ini punya fungsi yang luar biasa. Dia bisa menurunkan demam, meredakan rasa sakit, mengencerkan darah. Bahkan Aspirin juga bisa digunakan dalam dosis rendah untuk tempo lama guna mencegah serangan jantung. Hebat kan?

Tapi proses penemuan Aspirin tidak mudah. Prosesnya adalah sejarah panjang ribuan tahun. Bermula dari jaman Mesir Kuno, dimana senyawa alami mirip Aspirin dari Willow digunakan untuk meredakan rasa sakit.

Penggunaan senyawa dari dedaunan ini kemudian berkembang menjadi tradisi hingga ribuan tahun. Sampai pada tahun 1897 peneliti Bayer berinisiatif mengekstrak senyawa kimia dari tumbuhan tersebut untuk menciptakan obat yang lebih ampuh.

Penelitian demi penelitian panjang dilakukan. Terutama untuk meningkatkan efisiensi senyawa tersebut. Akhirnya tahun 1899 lahirlah Aspirin yang didaftarkan oleh Bayer sebagai merek dagang perusahaannya.
Kini, hampir semua orang pernah merasakan manfaatnya. Karena Aspirin terkandung hampir di semua obat pereda rasa sakit dan penurun demam.

Proses untuk sampai menemukan Aspirin adalah bagian dari sebuah komitmen. Jatuh bangun melakukan penelitian untuk menemukan senyawa Aspirin. Semua itu demi memastikan, bahwa produk yang disampaikan kepada konsumen adalah yang terbaik.

ATB juga menjunjung komitmen itu melalui ketelitian dan kerja kerasnya. ATB berkomitmen untuk menjaga kualitas air yang telah di produksi tidak memiliki kandungan kimia yang bisa membahayakan kesehatan pelanggan.

Kedengarannya seperti aneh. Mengapa air yang kita gunakan perlu dilakukan penelitian dan pengecekan di laboratorium. Bahkan banyak orang secara sadar menggunakan air dari sumur atau sumber air lain bekas galian tambang tanpa dilakukan pengolahan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

Dampak kandungan kimia yang ada dalam air kadang tidak memberikan efek seketika, tetapi dalam jangka panjang dapat merusak organ tubuh. Bahkan bisa menimbulkan kelainan genetika.

ATB punya tanggungjawab moral untuk melakukan penelitian terhadap air yang dikonsumsi masyarakat. Untuk memastikan air yang sampai kepada pelanggan tidak tercemar, terutama oleh bahan kimia yang berbahaya.

Apa yang ATB lakukan untuk memastikan hal tersebut?
Kami melakukan pengujian yang mendalam. Setiap bulan lebih dari  374 sampel air diambil dari 5 titik berbeda untuk dilakukan penelitian. Mulai dari Instalasi Pengolahan Air (IPA), jaringan distribusi, air baku, sampel acak setiap 5000 pelanggan, dan tangki penyimpanan air. Setelah itu, ATB melakukan lebih dari 5.500 pengujian terhadap sampel-sampel tersebut setiap bulannya. Banyak sekali kan?

Lalu apa saja yang diuji?
Parameter yang diuji biasanya yang berhubungan langsung pada kesehatan. Diantaranya parameter Fisika, Kimia dan Mikrobiologi.

Parameter Mikrobiologi kami menguji adanya Bakteri Koliform, Fecal Koliform dan E. Coli. Pada pengujian Fisika, kami melakukan pengujian total zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, suhu, warna, bau dan rasa.
Sementara pada pengujian parameter Kimiawi, ATB melakukan pengujian untuk 20 parameter. Diantaranya pengujian kandungan Aluminium, Besi, kesadahan, Khlorida, Mangan, pH, Seng, Sulfat, Tembaga, Amonia dan lain-lain.

Kami melakukan pengujian sangat detail dan mendalam. Standar yang digunakan juga tidak main-main. Kami gunakan standar internasional. American Public Health Association (APHA). Metode ini sudah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Apakah hasil penelitian ini valid dan bisa dipertanggungjawabkan?

Anda tidak perlu ragu-ragu. Laboratorium ATB adalah yang paling lengkap di Batam. Tidak hanya itu, Laboratorium ini juga sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor LP-1022-IDN. KAN adalah regulator badan akreditasi nasional Indonesia dan penerbit sertifikat tertinggi.

Akreditasi ini membuktikan bahwa ada pengakuan dan jaminan dari KAN bahwa Laboratorium Pengujian ATB telah berstandar internasional.

Kami juga punya analis laboratorium pengujian ATB yang memiliki kompetensi sesuai bidang yang di perlukan.

Jadi, apa yang dilakukan ATB sudah lebih dari standar yang disyaratkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes RI) Nomor 492 tahun 2010. Sehingga, dapat dipastikan kualitas air ATB terjaga.

Kami melakukannya secara konsisten, rutin dan tanpa harus diminta. Bukan sekali dua kali. Atau kadang-kadang. Tidak. Inilah bagian dari komitmen ATB untuk memastikan kualitas air yang sampai kepada pelanggan tidak tercemar bahan kimia berbahaya.

Lalu kenapa masih ada air keruh yang sampai kepada pelanggan?
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor eksternal. Bukan dari dalam ATB. Diantaranya adalah gangguan kebocoran akibat pihak ketiga. Bisa karena ekskavator, pencurian air, atau kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh penduduk. Itu berpotensi merusak jaringan.

Anda harus tahu, kebocoran pipa akibat pihak ketiga mencapai 200 titik setiap bulannya. Hal inilah yang berpotensi menimbulkan pencemaran. Karena kebocoran itu bisa membuat material dari luar pipa masuk ke dalam air yang tengah didistribusikan.

Yang kedua, kualitas pipa pada jaringan pelanggan sudah tak memenuhi syarat. Jaringan pipa ini biasanya dibangun oleh pengembang. Sehingga memang harus dilakukan proses Flushing, atau penggantian pipa.

Kapan itu bisa membaik?
Hanya jika kerusakan yang disebabkan oleh pihak ketiga, dan kualitas jaringan di pipa pelanggan diganti dengan yang baru.

Disamping itu, saya pastikan air yang disalurkan ATB tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Satu hal yang perlu disadari kita perlu menjaga agar Dam kita tidak tercemar logam berat, seperti merkuri, cadmium, timbal, atau bahan lainnya.

ATB sudah melakukan yang terbaik. Bahkan lebih baik dari standar yang disyaratkan oleh negara. Tapi, masih banyak pihak lain yang tak peduli. Masih ada saja pabrik-pabrik membuang limbah secara langsung ke lokasi cadangan air baku tanpa pengolahan terlebih dahulu. Padahal limbah-limbah ini berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya.

Apakah mereka sadar bahwa itu akan menimbulkan masalah besar bagi manusia? Mari kita pikirkan. Salam Kopi Benny. (*)



Copyright © 2016 Adhya Tirta Batam. All Rights Reserved. Situs didesain oleh Internal Developer PT. Adhya Tirta Batam