Adhya Tirta Batam Official Website

Akibat Nila Setitik, Rusak Reputasi Seabad

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 20-OCT-2019 22:31:16,   Dibaca : 2538 kali
"Butuh waktu 20 tahun untuk membangun reputasi yang baik dan hanya lima menit untuk menghancurkannya. Jika kamu memikirkan hal ini maka dalam hal apapun kamu akan bertindak hati-hati dan berbeda," Warren Buffet

Sebelum tahun 2001, Enron adalah perusahaan terbesar ketujuh di AS. Sejak dibangun tahun 1985, perusahaan ini selalu membuat investornya tertawa.

Mengapa?
Laporan keuangan perusahaan selalu untung. Keuntungan tumbuh tiap tahunnya. Siapa yang tak mau investasi di perusahaan yang selalu untung?

Apalagi jika laporan keuangan itu diaudit dan diverifikasi oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sekelas Arthur Andersen.

Arthur Andersen ini bukan perusahaan kaleng-kaleng. Masuk jajaran The Big Five. Lima besar firma jasa profesional terbesar di dunia.

Dengan garansi Arthur Andersen, Enron tampak seperti sebuah kesuksesan. Sebuah perusahaan tempat orang ingin bekerja dan berinvestasi.

Reputasi yang sangat prima turut mendorong kepercayaan publik dan investor. Saham perusahaan terus menanjak. Dari hanya USD 20 per lembar saham pada tahun 1998, naik hampir 350 persen dalam waktu 2 tahun.

Tapi akhir tahun 2001 hal yang tak terduga terkuak. Ternyata laporan keuangan Enron yang sangat menjanjikan itu adalah hasil manipulasi. Arthur Andersen sebagai auditor dan konsultan perusahaan terbukti berperan besar dalam kebohongan tersebut.

Terungkapnya kasus ini membuat reputasi Enron terjun bebas dari langit ke tanah. Perusahaan tengkurap. Harga per lembar saham yang tadinya USD 90, menjadi hanya 45 sen. Para investor menjerit karena kehilangan portofolio kekayaannya dalam jumlah besar.

Tidak hanya Enron yang kena getahnya, Arthur Andersen juga harus merasakan dampak buruk. Dengan sukarela, KAP ini menyerahkan izin praktiknya kepada negara. Karena tak lagi dipercaya.

Kok berani-beraninya Enron dan Arthur Andersen melakukan itu? Padahal perusahaan publik loh?
Selidik punya selidik, Enron tak sabar ingin segera mewujudkan impiannya menjadi perusahaan energi terbesar di dunia. Untuk itu, perusahaan butuh uang besar. Dan salah satu sumber pembiayaan yang memungkinkan adalah melalui hutang.

Enron tak ragu mempertaruhkan reputasinya demi impian tersebut. Perusahaan mengambil jalan pintas. Untuk mendapatkan pinjaman besar inilah Enron memanipulasi pembukuannya.

Dengan demikian perusahaan bisa mendapat pinjaman. Juga tetap menjaga kepercayaan investor yang bisa saja khawatir jika rasio hutang yang membengkak.

Harus diakui bahwa keuntungan adalah tujuan perusahaan. Tapi jangan sampai Anda menggadaikan reputasi dengan melacurkan diri hanya untuk meraih itu.

Membangun reputasi itu tak cukup waktu setahun dua tahun. Bertahun-tahun. Setelah kerja keras panjang itu, apakah Anda rela menghancurkannya hanya demi ambisi sesaat yang tidak terukur?
ATB tak mau seperti Enron dan Arthur Andersen. Komitmen menjaga reputasi ini kami jaga dengan ketat sampai saat ini.

ATB telah bekerja keras membangun reputasinya selama puluhan tahun. Sejak awal perusahaan ini berdiri, kami memberikan yang terbaik bagi semua pelanggan dan stakeholder.

Komitmen ini kami tunjukkan dengan menjaga kualitas di segala lini. ATB telah menerima sertifikat ISO 9001:2000 sejak tahun 2006 untuk sistem manajemen mutu. Sistem tersebut terus dibangun dan dikembangkan secara konsisten.

Anda tahu, apa dampak dari usaha kami menjaga reputasi tersebut?

Hingga kini, ATB a