Adhya Tirta Batam Official Website

Malam Temu Ramah Pelanggan, ATB Berikan Tanda Apresiasi untuk Stakeholders

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 28-SEP-2019 17:07:36,   Dibaca : 2373 kali
PT Adhya Tirta Batam (ATB) menggelar Malam Temu Ramah Pelanggan bertajuk "Kerja dan Hati yang Melayani" di Ballroom Swiss-Bel Hotel, Harbour Bay, Batam, pada Jumat malam (27/9) lalu.

Sebagai perusahaan utilitas penyedia air bersih terbaik di Indonesia yang telah memberikan pelayanan di Pulau Batam selama 24 tahun, ATB selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya kepada pelanggannya. Untuk itu, ATB selalu melakukan inovasi untuk memberikan pelayanan maksimal sekaligus kepuasan kepada pelanggan dalam setiap kegiatan bisnisnya.

Kegiatan itu diwujudkan melalui ajang temu ramah, yang merupakan agenda rutin ATB setiap tahun sebagai bentuk apresiasi ATB kepada para pelanggan setianya. Tahun ini, ATB memberikan tanda apresiasi kepada sejumlah pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu pelanggan, mulai dari kelompok industri hingga domestik, instansi pemerintah, lembaga pendidikan, rumah sakit, mitra bisnis, dan insan media.

Presiden Direktur ATB, Ir Benny Adrianto Antonius, dalam sambutannya, mengatakan bahwa ATB hingga kini terus mengedepankan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

"Sampai saat ini kita masih unggul di Indonesia sebagai penyuplai air terbaik. Berbeda jika kita bandingkan dengan beberapa daerah seperti di pulau jawa yang merupakan daerah resapan airnya cukup tinggi, namun mereka masih dilanda kekeringan dan kebanjiran pada musim tertentu," ujarnya.

"Sementara jika kita lihat," lanjutnya, "kondisi kontur wilayah Batam, tidak ada sungai, danau pun tak punya namun kita mampu menyuplai kebutuhan air 1,3 juta warga Batam," ungkap Benny.

Dalam helatan tahun ini, ATB menyoroti kondisi ketersediaan air baku di Batam yang sudah sangat kritis sebagai sebagai pesan utama yang dikemas dalam keseluruhan acara. Diharapkan dengan adanya acara tersebut, isu keterbatasan air tidak hanya menjadi pemikiran ATB dan pemerintah saja, melainkan juga menjadi bahan pemikiran bersama sehingga dapat diantisipasi.

Benny bercerita bahwa kondisi pasokan air waduk saat ini mengalami penurunan jumlah, "Waduk ATB terus mengalami pengeringan, diperkirakan 2020 mengalami defisit," terangnya.

Ia pun mengilustrasikan, bahwa cadangan air yang saat ini diolah ATB sudah mencapai titik yang relatif kritis. Cadangan air baku di Batam saat ini adalah 3.850 liter/detik, dimana sekitar 3.500 liter/detik sudah dikelola. Artinya, cadangan air di Batam hanya tersisa 10 persen.

"Sudah hampir 25 tahun dari tahun 1995, tidak ada tambahan cadangan air baku yang bisa menjamin Batam bisa bertahan hingga 50 tahun lagi. Anda tahu berapa perkiraan tambahan kebutuhan air Batam dalam 50 tahun mendatang? Setidaknya 5.000 liter/detik," tegasnya.

Menurut Benny dalam sambutannya, kondisi ini diperburuk lagi dengan kualitas Daerah Tangkapan Air (DTA) yang turun. Terjadi alih fungsi lahan yang masif di DTA Pulau Batam, sehingga tinggal menunggu waktu hingga Batam menghadapi musibah besar.

Selain itu, setiap tahunnya selama hampir 2 tahun terakhir (2018-2019), kebutuhan air di Batam meningkat hampir 200 liter per detik.

"Artinya, kita akan mengalami potensi defisit air dalam dua tahun ke depan," ungkap Benny.  

Dari 6 unit waduk ATB, Dam Duriangkang yang mampu menyuplai kebutuhan 80 persen kota Batam pun menurun. Oleh karena itu, Benny menghimbau kepada pelanggan masyarakat dan domestik, agar dapat menggunakan air sebaik mungkin.

"Mari kita jaga tangkapan air dengan menja