Adhya Tirta Batam Official Website

Adhya Tirta Batam Berbagi Tentang Implementasi Smart Water Management System di Ajang IWWEF 2019

Artikel ini diambil dari www.atbbatam.com
Dipublikasikan Pada : 19-SEP-2019 23:09:17,   Dibaca : 3620 kali
Era teknologi industri 4.0 menjadi tantangan baru bagi perusahaan penyedia air bersih untuk melakukan inovasi dan menerapkan solusi digital di tiap lini operasionalnya. Salah satu caranya adalah menggunakan Internet of Things (IoT) untuk hampir semua proses, baik pengelolaan operasional di lapangan maupun pelayanan pelanggan.

Sejak tahun 2012, konsep Smart Water Management System berbasis teknologi 4.0 ini sudah diaplikasikan PT Adhya Tirta Batam (ATB) dan terus berkembang menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan layanan. Smart Water Management System merupakan sistem pengelolaan air yang cerdas berbasis inovasi teknologi.

Salah satu inovasi ATB, ATB Enterprise System (AES) telah dijalankan sejak Januari 2017, sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional. Sistem teknologi AES yang terintegrasi adalah yang pertama untuk manajemen pengelolaan air dan satu-satunya di Indonesia.

Keunggulan teknologi ini dipamerkan dalam ajang Indonesia Water and Wastewater Forum 2019 yang digelar pada Rabu (18/9) hingga Jumat (20/9), di Jakarta Convention Center, dan diikuti oleh berbagai perusahaan nasional maupun internasional di sektor pengolahan air dan pemerintahan.
 
Keunggulan inovasi dan teknologi ATB sebagai smart water company juga dipaparkan Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto, dalam acara sharing best practice dan talk show bertajuk "Building Smart Water Company Driven By Industry 4.0" di hari kedua IWWEF 2019, Kamis (19/9).

Ir. Benny Andrianto, M.M. Benny memaparkan kisah sukses ATB yang telah berhasil menjadi perusahaan air bersih terbaik di Indonesia dengan dukungan teknologi, di tengah keterbatasan sumber air baku di Batam yang hanya mengandalkan curah hujan.
 
"Inovasi teknologi bukan lagi sebuah pilihan. Apalagi di era industri 4.0. Ini sudah menjadi kebutuhan," ujar Benny.

Menurut Benny, pengelolaan manajemen yang profesional saja belum cukup untuk menghadapi tantangan pengelolaan perusahaan air bersih saat ini, sehingga harus ada inovasi teknologi yang dilakukan.

ATB telah berhasil membuktikan bahwa kombinasi keduanya membuat perusahaan mampu mengefisiensi banyak hal dalam proses produksi dan proses bisnis. Hingga sekarang ATB telah dikenal sebagai perusahaan air bersih paling efisien di Indonesia.

Berkat  bantuan teknologi berbasis sistem informasi, ATB mampu menekan angka kebocoran hingga 16,7 persen pertahun. Ini merupakan kebocoran air terkecil di Indonesia. Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) mencatat, rata-rata kebocoran air Nasional masih 33,16 persen.

"Defisit ketersediaan air baku menjadi ancaman, termasuk di Batam. Berbeda dengan daerah lain, Batam tidak punya sungai, mata air, ataupun air tanah yang secara ekonomis bisa menunjang kebutuhan masyarakat banyak. Tapi karena kita bisa efisien, maka kita masih mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk seluruh Batam hingga hari ini," ujar Benny.

Sistem Teknologi informasi yang terintegrasi milik ATB ini mengumpulkan informasi-informasi berkelanjutan. Historical Data yang dikumpulkan ini diolah melalui analisa Big Data.

Data-data tersebutlah yang pada akhirnya digunakan ATB untuk mempelajari pola, dan kebiasaan. Dengan demikian, ATB bisa memprediksi masa depan,  melihat potensi kerusakan, potensi kebocoran, dan banyak hal lainnya.

Olahan data tersebut membuat ATB punya insight, atau wawasan untuk menentukan langkah-langkah anti